Di Balik Layar Lomba V-Day

Assalamu’alaikum sahabat pena. Alhamdulillah semoga teman-teman masih bisa merasakan betapa nikmat Allah bertaburan menamani kita.

Yap, terkait judul di atas. Saya rasa perlu jika naskah-naskah peserta lomba V-Day dikupas di sini. Karena lomba ini bersifat intern dan memotivasi, mungkin perlu jika saya paparkan bagaimana para juri berkomentar. Oke?

Kira-kira pada setuju nggak ya..? (Tapi ada laporan sudah ada yang setuju,hee) Oya, pada tahap penjurian, naskah hanya diberi nomor urut tanpa ada nama.

 

Check these out…!^^ (Untuk melihat siapapara jurinya bisa lihat di postingan sebelumnya dalam judul “Pengumuman Lomba V-Day”.

 

 ##Lomba Essay

Jumlah naskah sebanyak 4 naskah. Jika dilihat tiga besar ada lagi di urutan ke tiga berjudul Di Balik Valentine Day. Kemudian ada Ingat Janji, Jauhi Gozwul Fikri!

Komentar buat semua peserta lomba essay=> Menurut juri masih harus banyak belajar lagi. Soalnya masih banyak model tulisan dengan format seperti tausiyah (mungkin ceramah begitu ^^v) dan curahan hati ya. Mudah-mudahan suatu saat Kak Didik bisa ngisi materi soal ini…

Hm… barangkali kita perlu mengundang pak Kecab pertama kita ini membahas essay!

 

##Lomba Cerpen

Jumlah naskah sebanyak 4 naskah. Jika dilihat tiga besar, ada lagi yang bisa masuk, berjudul Banggaku Tak Lagi Karenamu, “Valentine’s Day”.

Untuk komentar naskah dengan no. urut 1 (Gagal Pesta) :

Isi sudah bagus, dan sesuai dengan tema. Hanya masih banyak typo (kesalahan dalam penulisan. Seperti; titik, koma, dsb). Perlu untuk membaca karya-karya orang lain dan mengasah ketrampilan menulis. Agar bahasanya semakin baik dan filosofis, atau mengandung majas. Selain itu, penyampaian ‘pesan’ masih terkesan belum terorganisasi. Maksudnya ada kaidah-kaidah bagaimana seseorang menyampaikan pesan. Bahasanya masih cenderung memakai cara didik yang kasar ^^v (peace banget!) Lalu bahasa ucapan tidak boleh ditulis seperti bahasa sms. Misal: Kak Andri ditulis K’ Andri dsb. Tapi untuk  pemecahan masalah, sudah oke, walau masih perlu diasah lagi. Endingnya menghentak. Namun, bisa lebih menghentak ketika kalimatnya direvisi. Sehubungan dengan typo, masih terdapat kalimat atau kata yang mestinya diberi koma atau disudahi dengan titik, karena efisiensi pernapasan dan agar lebih pas. Wa’allohu’alam bishowwab, afwan. Semangat!!! ^_^/

Untuk komentar naskah dengan no. Urut 2 (Banggaku Tak Lagi Karenamu, “Valentine’s Day”):

Isinya sudah bagus dan sesuai tema yang diinginkan. Sebenarnya diksi cerpen ini sudah lebih baik dari naskah no. Urut pertama. Bahasanya sudah lembut dan puitis. Hanya masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan kalimat. Typo. Seperti penempatan antara paragraf pertama dengan yang lainnya. Ini bisa diatasi dengan memberi jarak dua enter atau setiap paragraf, di awal kalimat dimasukkan ke dalam. Atau menjrok kedalam dengan tuts ‘Tab’. Selain itu, tanda pemisah (waktu, tempat) seharusnya di tengah. Kalimat-kalimatnya cenderung panjang, sehingga pembaca berkejaran dengan napasnya. Untuk bahasa asing, apapun itu, hurufnya dicetak miring. Lalu untuk penulisan percakapan, masih belum rapi. Sebaiknya dienter dan dimasukkan ke dalam, hampir mirip dengan penulisan paragraf. Setalah percakapan, misalnya: “Bla bla bla?” Tanya Defa. Kata ‘Tanya’ ditulis dengan ‘tanya’. Huruf kecil, dsb. Kata ‘fikiran’ yang benar ‘pikiran’.

Untuk ceritanya. Di sini terdapat kejanggalan permasalahan yang diolah oleh penulis. Setelah kejadian penusukan, tidak dijelaskan apakah polisi mengindentifikasi pelaku. Lalu bagaimana dengan pihak keluarga. Belum dijelaskan secara gamblang.

Kemudian, antara judul dan cerita yang tergambar, agak kurang barkaitan. ^_^v

Yap, semoga tetap semangad ya!!! Terus membaca dan menulis. Serta minta koreksi dengan teman atau orang yang berkecimpung di dalam dunia literasi. Salam… J

Untuk naskah dengan no.urut 3 (Aku Tak Mengerti)

Ketika membaca cerpen ini, seolah-olah membaca naskah asli terbitan dari sebuah buku. Penulis bisa memainkan kata menjadi lebih bernyawa. Diksinya sudah sangat baik. Nikmat membaca ini. Alurnya lembut dan apik. Hanya saja, pembaca juga tidak mengerti kenapa Dita mengatakan tidak mengerti?^^ Mungkin diberi ketegasan tentang permasalahan Dita tidak mengerti. Mungkin ia baru tahu, ternyata Angga seorang yang berbeda agama. Yang mencoba memaksa Dita untuk mempercayai agamanya, dengan mengagungkan hari itu dan menceritakan kebaikan sang pendeta. Lalu sedikit typo atau kesalahan dalam penulisan saja. Mungkin salah ketik. Setelah tanda tanya ada titik. Lalu tentang penempatan huruf kapital/kecil. Tapi untuk yang lain, it’s oke. Semoga sukses dan berkah ya… J

Untuk naskah dengan no.urut 4 (Hari Kebohongan):

Hm… Sebenarnya ini bagus dan lucu. Walau ada sesuatu yang tidak bisa dijamah dengan logika. Sebenarnya Amel itu manusia atau apa ya? Hm,,, kenapa dia seperti makhluk halus? Dan di saat yang lain, ia bisa merebahkan diri di kasur..^^? Dan karena persyaratan cerpen 3halaman, tidak kurang tidak lebih. Maka cerpen ini, hendaknya dipermak lagi atau dicukupkan seperlunya dengan revisi/diperbaiki lagi ya… 🙂

 

PUISI

 

*No. urut 1 berjudul Fenomena Kematian.

Apa kata juri?

Kesesuaian tema sudah baik, namun puisi ini masih terasa kaku, mari kita lihat di larik-larik awalnya;

Jejak langkah bulan menapaki hari

Semakin maju dekat menghampiri

Selain itu pada larik dibawah ini masih rancu artinya, penggambarannya kurang jelas, keterkaitan larik ini pada larik sebelum dan setelahnya dipertanyakan kemanfaatannya.

Ada kepekaan tersendiri ketika semua hadir

Pemilihan diksinya pun harus diperbaiki kembali, kata relung di sini terasa aneh;

Mengeja setiap relung detik waktu

Misal kita ganti dengan

Mengeja detik lalu, yang jengah digoresi

Berusaha putar fakta, agar mata-mata itu terbuka

Lebih semangat belajar lagi ya..! Salam… saya tunggu karya berikutnya! J

 

*No.urut 2 berjudul Empat Belas Februari.

Kesesuaian isi dengan tema sudah sangat baik sekali

Keutuhan dan keselarasan isinya dengan tema pun baik, penyampaian puisi dengan gaya imaji konseptualnya pun bagus. penggambarkan kejadian dari setiap tragedi 14 februari yang di lakukan pemuda tanpa tadeng aling-aling pun gamblang, hal ini selain karena terbawa arus mereka pun tak tahu harusnya berbuat apa tergambarkan jelas dalam puisi ini.

Pemilihan diksinya pun sangat baik. Selain itu terasa sekali majas atau gaya bahasa yang di olah sedemikian cantik.

 

*No.urut 3 berjudul Sajak Bulan Februari

Puisinya bagus kesesuaian temanya juga ok, alurnya dan keselarasan setiap larik juga ok. Majasnya sudah lumayan. Tapi pemilihan diksi pada larik yang ini kurang baik ;

Tirai altar mulai tercabik-cabik tirani

Tirai dan Altar = al·tar n 1 meja tempat kurban misa (di gereja Katolik); 2 mazbah (tempat mempersembahkan kurban);

3 Lay tangga pd dok gali yg digunakan untuk naik turun ke dan dr lantai dok

Saya pikir pasti artinya yang nomor tiga,

 

Pemilihan diksi tirai pada altar saya pikir tidak pas,

Lihatlah cinta biru luntur. Memudar

Tirai altar mulai tercabik-cabik tirani

Februari melukis hawa berkabut

Melepas buhul putih yang aku sanjung

Tirai dan altar disini menjelaskan tentang keagungan atau sebuah petunjuk yang hancur di cabik-cabik tirani yang indah menurut saya. Tapi kedua diksi disini tidak menunjukkan hal itu J

Saran saya coba perhatikan setiap penggunaan diksi dalam setiap larik, meskipun memakai diksi yang ‘menurutmu indah’ tapi tetap arti harus di sesuaikan.

 

 

*No. urut 4 berjudul Setangkup Cinta Lalu

Ide , isi, dan maknanya bisa ditelaah, Temanya sesuai, hanya diksi dan penggunaan majasnya belum terasa! Nilai sastra sebuah puisi sangat besar pada pemilihan diksi dan majasnya.

Penggunaan tanda baca atau pemisahannya perlu di perhatikan

Pada diksi ini;

Memilin plot kisah ber asa

(di bawah saya berikan contoh dan penggunaan awalan ber pada kata)

Perlu banyak mengedit kata :

Harap cahya kian temarang

Temarang pada KBBI tidak memiliki arti, lebih teliti lagi

Penggunaan tanda titik

Kini…. (dan lainnnya)

(tidak boleh lebih dari tiga -3- ) saja

Lebih banyak belajar dan membaca puisi, perbanyak diksi dan pelajari majas agar puisimu lebih berasa nilai sastranya J selamat belajar dan tetap bersemangat.

 

*No.urut 5 berjudul Cintamu Alamat Palsu

Penilaian

Kesesuaian tema bisa, tapi banyak yang perlu di benahi pada puisi ini, masih terlalu dasar, penggunaan diksi dan nilai sastranya biasa. Coba banyak belajar mengenai majas. Merangkaikan katanya pun perlu dipelajari agar tidak boros.
Aturan dasar pada kepenulisan (sastra, fiksi maupun non fiksi);

Penggunaan titik juga perlu diperhatikan ;

perih…. (tidak boleh lebih dari tiga)

Ar-Rohmaan….Ar-Rohiim…nyata-nyata Engkaulah cinta (Spasi juga diperhatikan)

Bukankah ada yang bilang itu alamat palsu?

Yang ‘kan kau temui hanyalah rasa galau yang tak berpangkal

(maksud dimiringkan pada penulisan diksi di atas? Alamat palsu dan galau sudah baku)

Penggunaan tanda petik pada -‘kan- berfungsi untuk?

oke tetap bersemangat dalam menulis, masih banyak waktu dan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kita, belajar lebih keras dan terus bersemangat! J

 

*Puisi No. urut 6 berjudul Aku, angin, mawar dan dedaun yang berserakan

Puisi dengan gaya narasi, kesesuaian tema, keselarasan tiap larik dan majasnya lumayan! Ide puisinya sudah mencakup tema.

Hanya perlu diperhatikan kepenulisan tanda baca dan hurufnya. Penyederhanaan tiap diksi agar tidak terjadi pemborosan juga perlu diperhitungkan. Puisi bukan cerpen atau flash fiction.

 

*Puisi no. urut 7 berjudul Jangan Hanya Hari Ini

Banyak belajar ya… puisinya lucu J Diksinya biasa, kesesuaian tema belum dapat (puisi islami bukan?) harus banyak pembenahan dalam puisi ini, banyak belajar dan membaca karya-karya yang sudah mendapat apresiasi prestasi dari penggiat sastra –khususnya puisi-

Dari situ kita bisa mengerti puisi jauh lebih indah lagi.

 

*Puisi no. urut 8 berjudul

“Mengadu pada Awan”

:

Maknanya tersampaikan, puisi narasi, perlu perbaikan tanda baca dan pilih diksi yang lebih indah lagi.

Percuma mengdu kemari, sebab akupun takluk pada manusia-manusia mulia itu.”

Larik ini menjelaskan keburukan atau kebaikan manusia? Hal ini berkaitan dengan keselarasan larik-lariknya.

INFO PEMENANG LOMBA V-DAY

Assalamu’alaikum FLP-ers cabang Kota Metro-Lampung. Alhamdulillah yah, masih diberi keringat untuk merasakan lelah, karena tanpa kelelahan kita tak mampu merasakan apa itu perjuangan, kerja keras, dan keberhasilan. Keberhasilan atau kesuksesan bisa kita ciptakan sendiri, dengan mencari peluang-peluang sukses itu sendiri. Mungkin tidak hanya di bangku pendidikan formal tapi juga informal. Dengan itu, kita mampu bergerak lebih gesit lagi untuk menghadapi hari esok dengan senyum dan semangaaaaaddddd…. ^.^/

OKB, Okelah kalo begitu..

Enter the point. Langsung saja yah?

Beberapa waktu yang lalu divisi penerbitan FLP cabang Kota Metro-Lampung mengadakan lomba puisi, cerpen, dan essay. Luarbiasa atas partisipasinya. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyukseskan acara ini. Baik Allah Swt, panitia, peserta, dan lain-lain. Ada seorang peserta berinisial ‘R’ yang mungkin bisa menjadi contoh untuk para pejuang pena lainnya. Beliau sangat semangat sekali mengikuti lomba ini. Tak tanggung-tanggung, semua lomba beliau ikuti dan dengan waktu yang tepat sesuai deadline pertama. Saya harap teman-teman dan saya sendiri  bisa mencontoh beliau.. 🙂

Oya, kira-kira siapa sajakah para jurinya? Kalau kemarin penasaran.

Mari kita kenalan.

Juri essay : Didik Kusno Aji beliau adalah dosen STAIN Metro. Penggagas FLP cabang Kota Metro pertama tahun 2006-2008. Pemimpin umum Kronika tahun 2007-2008. Buku yang sudah terbit “Kumpulan Cerpen Remaja Terbaik”. Tulisannya banyak menghiasi majalah Kronika, Lampost, dll.

Juri cerpen : Sedamai Lazuardi ialah seorang penulis pemula yang bergabung di FLP cabang Kota Metro sejak SMK silam. Sebelumnya pernah menjadi anggota Moe-zaik Entartain dibidang sastra dan teater.  Pernah andil di LRS (Leutika Reading Society) chapter Lampung. Karya-karyanya belum lama masuk di Lampusng Post bergenre cerita anak. Selain itu, pernah beberapa kali menjuarai perlombaan. Seperti lomba puisi dan cerita anak. Sedang beberapa antologiya di mulai dari:

Selaksa Makan Cinta (Pustaka Puitika, 2010)

Serba-Serbi Ujian Nasioanal (Leutika Prio, 2011)

Long Distance Friendship (Leutika Prio, 2011)

Kado Untuk Jepang (AG Publishing, 2011)

Unforgettable Moments (AG Publishing, 2011)

Mengapa Harus  Valentine? (Indie Publishing, 2012)

Insya Allah menyusul Kado Untuk Indonesia (kumpulan puisi 100 penulis terbaik), Kasih Tak Sampai, dll.

Juri Puisi : Haden Mulyono adalah Kadiv. Humas FLP Bekasi, sebelum berbakti di FLP Bekasi ia pernah bergabung di Moezaik Entertainment, kota Metro-Lampung. Beberapa diantara prestasi yang pernah di raih di dunia kepenulisan adalah;

a. Juara 2 Lomba Menulis Cerpen FLP cabang Kota Metro.
b. Nominasi 30 (24) Besar Lomba Menulis Puisi Nasional FTD Award, FLP Wil.Riau, dari + 500 Peserta, serta tergabung dalam antologinya Munajat sesayat do’a.
c. 10 Puisi terapresiasi lomba menulis puisi FLP Kota Bekasi.
d. 30 Besar Lomba menulis puisi Give Spirit Indonesia. Tergabung dalam antologinya.
e. Membacakan puisi di Gedung Museum Bank Mandiri dalam acara “Halal bihalal Flp Wilayah Jakarta Raya”.
f. 15 (12) Besar dalam lomba menulis puisi Nasional Flp Depok-Kazi. Untuk palestina dan karya ini dibukukan dalam antologinya dari 161 peserta.
g. 99 (83) Besar lomba puisi “Rinai Rindu untuk Muhammad” tergabung dalam antologinya (390 Peserta).

Ia adalah penulis 2 Buku Motivasi-Bisnis;

1. KECIL-KECIL JADI BOS! (Suci Rachmawati Yusuf Bersama Haden Mulyono, Ganeca Excact).
2. COME ON! “Berdagang yuk dari barang di sekitarmu” (Amanda Ratih Pratiwi bersama Haden Mulyono, Ganeca Excact)

Saat ini ia sedang menyelesaikan 2 buku motivasi bersama Bagus Hernowo (Owner PT. Pesantren Entrepreneur Indonesia). Selain itu penulis juga sedang bekerja sebagai Redaktur Non Fiksi di Islandscript.

pun diamanahkan sebagai pimpinan redaksi majalah motivasi pelajar “SMART Minimagazine”. Bagi yang ingin bersahabat bisa add di fb. Haden Mulyono (mulyono.haden@yahoo.com/haden.mulyono@gmail.com)

Dengan menyebut nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang, Bismillaahirrohmaanirrohiim telah ditetapkan nama-nama pemenang lomba sebagai berikut:

Kategori Lomba Puisi

Juara 1 lomba puisi : Ilham Jatioko dengan judul Empat Belas Februari

Juara 2 lomba puisi : Ilham Jatioko dengan judul Sajak Bulan Februari

Kategori Lomba Cerpen

Juara 1 lomba cerpen : Ranti Suci Lestari dengan judul Aku Tak Mengerti

Juara 2 lomba cerpen : Rini Rosita dengan judul Gagal Pesta

Kategori Lomba Essay

Juara 1 lomba essay : Suwanda dengan Judul Valentine Day dan Perilaku Menyimpang Remaja

Juara 2 lomba essay : Nuni Putri Ragil dengan Judul Di Balik Manisnya  Coklat dan Bunga Valentine

SELAMAT BUAT PARA PEMENANG BAROKALLAH… SEMOGA MENJADIKAN KITA AGAR TERUS SEMANGAT DAN MENJADI PEJUANG PENA KEBAIKAN!

Buat peserta yang belum, tidak masalah. Bongkahan batu yang besar itu, tak hanya dapat dipukul hanya sekali pukulan saja. Tapi para pekerja yang setiap hari mencari batu-batu itu, bisa puluhan kali, bahakn ratusan kali untuk memecahkan batu itu. So, semangaaaddd!! ^_^/

ISTANA INSPIRASI#2 (IDE)

Minggu, 12 Februari 2012 lalu, FLP cabang Metro  mengadakan kajian “Istana Inspirasi” bersama AB 3 (Anggota baru yang ke 3). Acara yang diadakan siang hari itu tampak ramai dihadiri para FLPers. Pembahasan saat itu tentang “Ide”.

Ide akan memunculkan kreativitas, kreatif adalah kata kerja dari ide. Tidak mungkin menjadi kreatif tanpa ide.  Begitu kata Jack Foster dalam bukunya yang berjudul How To Get Ideas.

Sementara itu dalam bukunya Creativity Inc.:Building an Inventive Organization. Kreativitas adalah proses timbulnya ide yang baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu sehingga dapat merubah dunia. Kreativitas membelah batasan dan asumsi, dan membuat koneksi pada hal hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru. Inovasi mengambil ide itu dan mejadikannya menjadi produk atau servis atau proses yang nyata di perusahaan. Sementara dalam wikipedia Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.

Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Sejalan dengan ide dan kreativitas, menulis juga butuh keduanya (Dikutip dari media on line).

Melalui ide, seorang penulis bisa berkarya. berbicara ide, sama halnya membicarakan tentang sebuah motivasi juga semangat. Karena, setiap hari, setiap waktu, ide itu selalu ada. Ide itu berserakan di mana-mana. Ide bisa kita dapat dalam kondisi bahagia maupun saat duka. Pada sepoi angin yang menggoyangkan larik-larik ilalang. Pada senyuman seorang anak kecil. Pada tetesan air mata, bahkan ketika bencana menyapa.

Ketika kita berpikir, kita tidak bisa menulis karena tidak ada ide. Maka ada yang salah dengan diri kita. Karena menulis adalah proses dari deep thingking dan deep feeling. Itu menurut saya. Mengapa puisi begitu berjiwa dengan makna yang dalam? Ada yang bilang bahwa bahasa puisi adalah bahasa yang berlebihan atau parahnya bahasa gombal. Tidaklah pernah berlebihan. Kita bisa tilik ketika membaca puisi bertema Tuhan. Mungkinkah puisi bertajuk Tuhan itu dibuat dengan bahasa gombal. Tentulah tidak. Bahasa yang indah itu terbentuk karena kedalaman berpikir dan kedalaman dalam merasakan sesuatu.

Dan ide, dengan dua hal tersebut, saya percaya kita mampu menemukan ide-ide yang berserakan di sekitar kita. untuk kemudian menuliskannya menjadi bait-bait puisi bahkan deretan kalimat membentuk sebuah cerita.

Ya, sekilas menjabarkan tentang ide. Untuk materi saat itu, saya hampir lupa apa saja.

Setelah materi, para peserta mendapatkan latihan membuat cerita mini atau yang populer disebut dengan Flash Fiction (FF). Sebelum benar-benar membuatnya, para peserta diajak membayangkan ada setetes air berada di ujung ranting pohon.  Dengan durasi yang telah ditentukan, para peserta sekaligus pemateri diberi instruksi membuat FF dengan menggabungkan tiga kata kunci. Apa saja? Masih ingat tak para peserta “Istana Inspirasi” ?

Ada; genting, batu, dan cahaya. Juga hanya boleh menulis sebanyak dua paragraf. Tapi tidak masalah jika ada yang lebih.^^ Sedang berproses.

Dan dalam waktu sekira 15 menit. Akhirnya para FLP-ers yang hadir membuat tulisan.

Oke, dan inilah hasilnya dari AB3. Ini masih Original lho… Belum saya edit. Silakan kawan-kawan untuk memberi apresiasi, terutama berupa saran yang membangun… ^_^

 

FF Nuci Vera dengan judul….

Syukur

                Senja tersenyum kembali, setelah rizki tuhanku mengguyur negriku. cahaya dari sisa-sisa matahari yang mulai bersembunyipun tampak malu-malu memberikan pesonanya.

Aku membuka jendela kamarku sekedar ingin menikmati senja sore yang baru saja tersiram oleh hujan segar, sesegar air dipucuk ranting yang tertinggal olehnya. Juga setets air yang turun perlahan dari genting kamarku menabrak batu-batu kecil dipot bunga mawarku, yang lalu pecah menyebarkan percikannya hingga kepipiku. Dan seolah ia memaksaku bersyukur pada sang pencipta. Aku tersentak kaget oleh dinginnya. Lalu akupun berucap “alhamdulillah ya rab, kau turunkan hajun kembali dinegriku”. Tak lama kemudian, Azdan magribpun berkumandang. Akupun menutup jendela kamarku untuk bersyukur lebih lama dalam sholatku.

—————————————————————————————————————————————————————————

FF Elly Yuliarsih

 

Rindu

Masih sama. Seperti biasa, waktu bergilir dan bergulir. Pagi datang, siang menjelang, malampun bertandang. Sore ini, pun terasa sama, seperti sore itu. Sejuk mengaliri kalbu. Rinai hujan yang menyapa kotaku, cahaya senja yang mulai redup, membawa anganku pada kala itu.

Aku duduk di beranda pondok itu; pondok tua milik salah satu saudara jauhku, di lereng gunung Dirham. Aku terdiam bagai batu. Kutatap sebatang pohon kering di samping genting rumah tua, di seberang pondok tempatku berdiam. Pohon itu sangat kering, namun masih mampu berdiri tegak, walau dari raganya ia pancarkan rasa haus tak terperi karena hujan yang tak kunjung datang seperenam windu.

Perlahan kualihkan pandanganku pada rumah di samping pohon kering itu.Kutatap rumah itu dalam-dalam. Kosong tak berpenghuni. Selalu saja ia ingatkanku pada dia. Seorang anak kecil berusia lima tahun, yang tinggal di rumah itu bersama orang tuanya. Aku rindu dia. Aku rindu senyumnya. Aku rindu suaranya. Aku rindu senandung indahnya nan kala melantun Almanak menggetarkan jiwa siapa saja yang mendengarnya.
Aku rindu dia. Dia yang telah menghadap Sang Penciptanya. Dia… Farhan Ibnu Abdullah.

—————————————————————————————————————————————————————————

 

FF Aisyah Nurul tanpa judul.

Aku  sempat  terpaku menatap seberkas cahaya yang melebur hilang dari bola mata ku. Dunia ini memang indah, di penuhi oleh serba-serbi kehidupan. Sungguh membuat hati ku terlena. Di tepi danau, aku terus saja berdecak kagum menatap indahnya dunia dalam lamunan ku.

Tak bisa ku pungkiri , sang khalik memang maha kuasa. “ah” tiba-tiba lamunan ku melesat ke atas ranting, setetes bulir air yang terjatuh dari ujung ranting  membuyarkan lamunanku. Aku lupa, hari ini aku sudah di beri tugas oleh bapak untuk membetulkan genting yang rusak di atap rumah. Maklum, ini musim hujan. Rumah kecil dan reot milik orang tua ku memang rawan bocor jika musim hujan datang.

Segera ku langkah kan kaki ku, bergerak menuju rumah. Saat itu tiba-tiba kaki ku tersandung batu. Tanpa ku sadari aku terjatuh dan lutut ku terluka. “huh..? batu sialan!!!”  hujat ku. Lagi-lagi aku teringat akan sang illahi . bodohnya aku, kenapa harus aku mengumpat batu tak bersalah. Aku yakin sang illahi pasti mempunyai maksud setiap kali ia ciptakan makhluknya . walau aku sendiri tak pernah tau maksud di balik sang khalik menciptakan kerikil batu. Bukankah ia tak berguna??? “ ah,,, itu bukan urusan ku!!”

—————————————————————————————————————————————————————————

FF Dwi  Novi A

Ikhsan

Seberkas cahaya memasuki ruang hening. Diam. Tanpa suara. Bocah kecil itu tengah tenggadah disujudnya. Ikhsan mengiba, meminta dan menggadu pada Yang Kuasa. Ia sudah lelah dalam tangisnya. Hari ini habis sudah dayanya menghadapi angkuh sifat ibu tirinya, segala masalah selalu ditimpalkan pada Ikhsan.

Hujan tiba di tataan genting rumah ikhsan. Niat Ikhsan  akan menghadiahi ibu tirinya dengan luapan ketidak terimannya.sudah  penuh. Terkumpul rangkaian kalimat dipikirannya. “ Kuatkan aku ya Allah”. Langkahnya goyah dipekarangan rumah. Ikhsan diam, memandang wanita muda dibawah pohon. Hujan memang telah reda tapi hatinya masih dihujani amarah. Didekatinya, tak sabar ia ingin menghujat.

“Ikhsan, peganglah batu ini”. Diam. Ikhsan masih terdiam. Bocah itu memandang geram.

“Ayahmu telah karam bersama kapalnya”.

Air mata ikhsan meleleh . Semilir angin berhembus dibawah pohon musim gugur, nampak sebutir air sisa hujan dan seberkas jingga sore. Ikhsan ikut karam dalam ketidakmengertiannya.

————————————————————————————————————————————————————————–

Silakan diapresiasi… 🙂