Assalamu’alaikum sahabat pena. Alhamdulillah semoga teman-teman masih bisa merasakan betapa nikmat Allah bertaburan menamani kita.
Yap, terkait judul di atas. Saya rasa perlu jika naskah-naskah peserta lomba V-Day dikupas di sini. Karena lomba ini bersifat intern dan memotivasi, mungkin perlu jika saya paparkan bagaimana para juri berkomentar. Oke?
Kira-kira pada setuju nggak ya..? (Tapi ada laporan sudah ada yang setuju,hee) Oya, pada tahap penjurian, naskah hanya diberi nomor urut tanpa ada nama.
Check these out…!^^ (Untuk melihat siapapara jurinya bisa lihat di postingan sebelumnya dalam judul “Pengumuman Lomba V-Day”.
##Lomba Essay
Jumlah naskah sebanyak 4 naskah. Jika dilihat tiga besar ada lagi di urutan ke tiga berjudul Di Balik Valentine Day. Kemudian ada Ingat Janji, Jauhi Gozwul Fikri!
Komentar buat semua peserta lomba essay=> Menurut juri masih harus banyak belajar lagi. Soalnya masih banyak model tulisan dengan format seperti tausiyah (mungkin ceramah begitu ^^v) dan curahan hati ya. Mudah-mudahan suatu saat Kak Didik bisa ngisi materi soal ini…
Hm… barangkali kita perlu mengundang pak Kecab pertama kita ini membahas essay!
##Lomba Cerpen
Jumlah naskah sebanyak 4 naskah. Jika dilihat tiga besar, ada lagi yang bisa masuk, berjudul Banggaku Tak Lagi Karenamu, “Valentine’s Day”.
Untuk komentar naskah dengan no. urut 1 (Gagal Pesta) :
Isi sudah bagus, dan sesuai dengan tema. Hanya masih banyak typo (kesalahan dalam penulisan. Seperti; titik, koma, dsb). Perlu untuk membaca karya-karya orang lain dan mengasah ketrampilan menulis. Agar bahasanya semakin baik dan filosofis, atau mengandung majas. Selain itu, penyampaian ‘pesan’ masih terkesan belum terorganisasi. Maksudnya ada kaidah-kaidah bagaimana seseorang menyampaikan pesan. Bahasanya masih cenderung memakai cara didik yang kasar ^^v (peace banget!) Lalu bahasa ucapan tidak boleh ditulis seperti bahasa sms. Misal: Kak Andri ditulis K’ Andri dsb. Tapi untuk pemecahan masalah, sudah oke, walau masih perlu diasah lagi. Endingnya menghentak. Namun, bisa lebih menghentak ketika kalimatnya direvisi. Sehubungan dengan typo, masih terdapat kalimat atau kata yang mestinya diberi koma atau disudahi dengan titik, karena efisiensi pernapasan dan agar lebih pas. Wa’allohu’alam bishowwab, afwan. Semangat!!! ^_^/
Untuk komentar naskah dengan no. Urut 2 (Banggaku Tak Lagi Karenamu, “Valentine’s Day”):
Isinya sudah bagus dan sesuai tema yang diinginkan. Sebenarnya diksi cerpen ini sudah lebih baik dari naskah no. Urut pertama. Bahasanya sudah lembut dan puitis. Hanya masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan kalimat. Typo. Seperti penempatan antara paragraf pertama dengan yang lainnya. Ini bisa diatasi dengan memberi jarak dua enter atau setiap paragraf, di awal kalimat dimasukkan ke dalam. Atau menjrok kedalam dengan tuts ‘Tab’. Selain itu, tanda pemisah (waktu, tempat) seharusnya di tengah. Kalimat-kalimatnya cenderung panjang, sehingga pembaca berkejaran dengan napasnya. Untuk bahasa asing, apapun itu, hurufnya dicetak miring. Lalu untuk penulisan percakapan, masih belum rapi. Sebaiknya dienter dan dimasukkan ke dalam, hampir mirip dengan penulisan paragraf. Setalah percakapan, misalnya: “Bla bla bla?” Tanya Defa. Kata ‘Tanya’ ditulis dengan ‘tanya’. Huruf kecil, dsb. Kata ‘fikiran’ yang benar ‘pikiran’.
Untuk ceritanya. Di sini terdapat kejanggalan permasalahan yang diolah oleh penulis. Setelah kejadian penusukan, tidak dijelaskan apakah polisi mengindentifikasi pelaku. Lalu bagaimana dengan pihak keluarga. Belum dijelaskan secara gamblang.
Kemudian, antara judul dan cerita yang tergambar, agak kurang barkaitan. ^_^v
Yap, semoga tetap semangad ya!!! Terus membaca dan menulis. Serta minta koreksi dengan teman atau orang yang berkecimpung di dalam dunia literasi. Salam… J
Untuk naskah dengan no.urut 3 (Aku Tak Mengerti)
Ketika membaca cerpen ini, seolah-olah membaca naskah asli terbitan dari sebuah buku. Penulis bisa memainkan kata menjadi lebih bernyawa. Diksinya sudah sangat baik. Nikmat membaca ini. Alurnya lembut dan apik. Hanya saja, pembaca juga tidak mengerti kenapa Dita mengatakan tidak mengerti?^^ Mungkin diberi ketegasan tentang permasalahan Dita tidak mengerti. Mungkin ia baru tahu, ternyata Angga seorang yang berbeda agama. Yang mencoba memaksa Dita untuk mempercayai agamanya, dengan mengagungkan hari itu dan menceritakan kebaikan sang pendeta. Lalu sedikit typo atau kesalahan dalam penulisan saja. Mungkin salah ketik. Setelah tanda tanya ada titik. Lalu tentang penempatan huruf kapital/kecil. Tapi untuk yang lain, it’s oke. Semoga sukses dan berkah ya… J
Untuk naskah dengan no.urut 4 (Hari Kebohongan):
Hm… Sebenarnya ini bagus dan lucu. Walau ada sesuatu yang tidak bisa dijamah dengan logika. Sebenarnya Amel itu manusia atau apa ya? Hm,,, kenapa dia seperti makhluk halus? Dan di saat yang lain, ia bisa merebahkan diri di kasur..^^? Dan karena persyaratan cerpen 3halaman, tidak kurang tidak lebih. Maka cerpen ini, hendaknya dipermak lagi atau dicukupkan seperlunya dengan revisi/diperbaiki lagi ya… 🙂
PUISI
*No. urut 1 berjudul Fenomena Kematian.
Apa kata juri?
Kesesuaian tema sudah baik, namun puisi ini masih terasa kaku, mari kita lihat di larik-larik awalnya;
Jejak langkah bulan menapaki hari
Semakin maju dekat menghampiri
Selain itu pada larik dibawah ini masih rancu artinya, penggambarannya kurang jelas, keterkaitan larik ini pada larik sebelum dan setelahnya dipertanyakan kemanfaatannya.
Ada kepekaan tersendiri ketika semua hadir
Pemilihan diksinya pun harus diperbaiki kembali, kata relung di sini terasa aneh;
Mengeja setiap relung detik waktu
Misal kita ganti dengan
Mengeja detik lalu, yang jengah digoresi
Berusaha putar fakta, agar mata-mata itu terbuka
Lebih semangat belajar lagi ya..! Salam… saya tunggu karya berikutnya! J
*No.urut 2 berjudul Empat Belas Februari.
Kesesuaian isi dengan tema sudah sangat baik sekali
Keutuhan dan keselarasan isinya dengan tema pun baik, penyampaian puisi dengan gaya imaji konseptualnya pun bagus. penggambarkan kejadian dari setiap tragedi 14 februari yang di lakukan pemuda tanpa tadeng aling-aling pun gamblang, hal ini selain karena terbawa arus mereka pun tak tahu harusnya berbuat apa tergambarkan jelas dalam puisi ini.
Pemilihan diksinya pun sangat baik. Selain itu terasa sekali majas atau gaya bahasa yang di olah sedemikian cantik.
*No.urut 3 berjudul Sajak Bulan Februari
Puisinya bagus kesesuaian temanya juga ok, alurnya dan keselarasan setiap larik juga ok. Majasnya sudah lumayan. Tapi pemilihan diksi pada larik yang ini kurang baik ;
Tirai altar mulai tercabik-cabik tirani
Tirai dan Altar = al·tar n 1 meja tempat kurban misa (di gereja Katolik); 2 mazbah (tempat mempersembahkan kurban);
3 Lay tangga pd dok gali yg digunakan untuk naik turun ke dan dr lantai dok
Saya pikir pasti artinya yang nomor tiga,
Pemilihan diksi tirai pada altar saya pikir tidak pas,
Lihatlah cinta biru luntur. Memudar
Tirai altar mulai tercabik-cabik tirani
Februari melukis hawa berkabut
Melepas buhul putih yang aku sanjung
Tirai dan altar disini menjelaskan tentang keagungan atau sebuah petunjuk yang hancur di cabik-cabik tirani yang indah menurut saya. Tapi kedua diksi disini tidak menunjukkan hal itu J
Saran saya coba perhatikan setiap penggunaan diksi dalam setiap larik, meskipun memakai diksi yang ‘menurutmu indah’ tapi tetap arti harus di sesuaikan.
*No. urut 4 berjudul Setangkup Cinta Lalu
Ide , isi, dan maknanya bisa ditelaah, Temanya sesuai, hanya diksi dan penggunaan majasnya belum terasa! Nilai sastra sebuah puisi sangat besar pada pemilihan diksi dan majasnya.
Penggunaan tanda baca atau pemisahannya perlu di perhatikan
Pada diksi ini;
Memilin plot kisah ber asa
(di bawah saya berikan contoh dan penggunaan awalan ber pada kata)
Perlu banyak mengedit kata :
Harap cahya kian temarang
Temarang pada KBBI tidak memiliki arti, lebih teliti lagi
Penggunaan tanda titik
Kini…. (dan lainnnya)
(tidak boleh lebih dari tiga -3- ) saja
Lebih banyak belajar dan membaca puisi, perbanyak diksi dan pelajari majas agar puisimu lebih berasa nilai sastranya J selamat belajar dan tetap bersemangat.
*No.urut 5 berjudul Cintamu Alamat Palsu
Penilaian
Kesesuaian tema bisa, tapi banyak yang perlu di benahi pada puisi ini, masih terlalu dasar, penggunaan diksi dan nilai sastranya biasa. Coba banyak belajar mengenai majas. Merangkaikan katanya pun perlu dipelajari agar tidak boros.
Aturan dasar pada kepenulisan (sastra, fiksi maupun non fiksi);
Penggunaan titik juga perlu diperhatikan ;
perih…. (tidak boleh lebih dari tiga)
Ar-Rohmaan….Ar-Rohiim…nyata-nyata Engkaulah cinta (Spasi juga diperhatikan)
Bukankah ada yang bilang itu alamat palsu?
Yang ‘kan kau temui hanyalah rasa galau yang tak berpangkal
(maksud dimiringkan pada penulisan diksi di atas? Alamat palsu dan galau sudah baku)
Penggunaan tanda petik pada -‘kan- berfungsi untuk?
oke tetap bersemangat dalam menulis, masih banyak waktu dan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kita, belajar lebih keras dan terus bersemangat! J
*Puisi No. urut 6 berjudul Aku, angin, mawar dan dedaun yang berserakan
Puisi dengan gaya narasi, kesesuaian tema, keselarasan tiap larik dan majasnya lumayan! Ide puisinya sudah mencakup tema.
Hanya perlu diperhatikan kepenulisan tanda baca dan hurufnya. Penyederhanaan tiap diksi agar tidak terjadi pemborosan juga perlu diperhitungkan. Puisi bukan cerpen atau flash fiction.
*Puisi no. urut 7 berjudul Jangan Hanya Hari Ini
Banyak belajar ya… puisinya lucu J Diksinya biasa, kesesuaian tema belum dapat (puisi islami bukan?) harus banyak pembenahan dalam puisi ini, banyak belajar dan membaca karya-karya yang sudah mendapat apresiasi prestasi dari penggiat sastra –khususnya puisi-
Dari situ kita bisa mengerti puisi jauh lebih indah lagi.
*Puisi no. urut 8 berjudul
“Mengadu pada Awan”
:
Maknanya tersampaikan, puisi narasi, perlu perbaikan tanda baca dan pilih diksi yang lebih indah lagi.
Percuma mengdu kemari, sebab akupun takluk pada manusia-manusia mulia itu.”
Larik ini menjelaskan keburukan atau kebaikan manusia? Hal ini berkaitan dengan keselarasan larik-lariknya.