Cerita Anak edisi Januari 2013

Karena Riri juga Istimewa

Gambar

Oleh : Riami Zahra Muslida (Kadiv. Kaderisasi FLP Metro)

Tak seperti biasanya, Riri kali ini pulang sekolah dengan wajah murung. Entah apa sebabnya. Bahkan sepanjang jalan ketika dijemput ayah, ia sama sekali tak menggubris sapaan ayahnya. Sesampainya di rumah, Riri langsung berlari menuju kamar. Ibu yang sejak tadi membaca buku di ruang tamu, heran melihat tingkah aneh putrinya itu.

“Ada apa sih, Yah?” tanya ibu heran.

Ayah hanya mengangkat bahu pertanda tak mengerti. Ibu bergegas menghampiri Riri.

“Ri, buka pintunya sayang. Makan siang dulu, Ibu sudah memasak telor dadar kesukaanmu,” pinta ibu sambil mengetuk kamar Riri.

“Riri nggak mau makan, Bu.” ucap Riri dari dalam.

“Ada apa, Nak? Riri sakit? Nggak biasanya Riri kayak gini,” tanya ibu lembut.

“Pokoknya Riri nggak mau makan!” sahut Riri ketus.

Ibu perlahan membuka pintu kamar Riri yang tidak dikunci. Ibu menghampiri Riri, membelai lembut kepala Riri yang masih berbalut jilbab mungilnya.

“Riri nggak mau cerita sama Ibu?”

Riri sesenggukan menelungkupkan wajahnya di bantal. Lama ia terdiam. Hingga kemudian, perlahan ia mengangkat wajah sembabnya.

“Bu, apa benar suara Riri jelek ya?” tanya Riri tiba-tiba.

“Ada apa Sayang, kok tiba-tiba tanya gitu?” ibu balik bertanya.

“Kata temen-temen, suara Riri jelek. Riri nggak punya bakat nyanyi. Riri nggak bisa ikut pentas seni di ulang tahun sekolah nanti. Padahal kan Riri pengen ikut tampil di acara itu. Kata Bu Guru, kalau mau tampil kudu mempersiapkan seni yang mau ditampilkan, yang paling menarik nanti akan dapat hadiah dari sekolah. Sedangkan Riri nggak bisa nyanyi, apalagi menari,” tukas Riri yang masih sesenggukan.

“Suara kita itu anugerah Allah. Kalau Riri berpikir suara Riri jelek, itu sama saja tidak mensyukuri nikmat Allah. Allah menciptakan manusia dengan kelebihan masing-masing. Kalau Riri nggak punya bakat nyanyi, itu berarti Riri punya kelebihan di bidang lain. Coba dipikirkan lagi, kira-kira Riri bisa nampilin apa buat pentas seni besok. Seni nggak cuma nyanyi sama nari aja kok,” ucap ibu.

Riri diam berpikir.

“Ya sudah, sambil berpikir, sekarang Riri makan siang dulu ya? Ntar sakit, nggak jadi tampil lagi.” Ujar ibu.

Riri mengangguk cepat, “Iya Bu, Riri laper. Hee..” ucapnya sambil meringis.

***

Malam harinya, seperti biasa ibu menemani Riri belajar. Sambil menanyakan nilai dari tugas yang ia dapat pagi tadi di sekolah.

“Tadi pagi, Riri dan temen-temen disuruh buat puisi sama Bu Gina, guru Bahasa Indonesia. Dapet nilai 90 lho, Bu.” cerita Riri bangga.

“Iya? Mana coba Ibu liat?” ibu penasaran.

Riri memberikan buku tugasnya ke ibu, dan memang ia mendapat nilai 90 untuk puisinya berjudul ”Aku Cinta Negeriku”.

Ibu tampak berpikir serius, dan…

Waah… sekarang ibu punya ide. Gimana kalau Riri bikin puisi untuk ditampilin di pentas seni sekolah. Ibu yakin, bakat Riri ada di bidang ini. Gimana Sayang?” ujar ibu dengan semangatnya.

“Ide Ibu bagus juga, tapi apa nanti temen-temen dan Ibu Guru suka dengan puisi Riri?” tanya Riri ragu.

“Dicoba dulu donk, Nak. Siapa tahu justru penampilan Riri yang paling menarik, karena paling unik dan berbeda dari yang lain, malam ini coba Riri tulis puisinya, besok latihan baca sama Ibu. Gini-gini Ibu dulu juga pernah juara 1 lomba baca puisi se-kabupaten waktu SMP dulu,” ucap ibu meyakinkan.

“Wah… Asyik….!” Riri bersemangat.

Riri akhirnya mengangguk mantap, dan segera meraih pena dan bukunya untuk menulis puisi.

***

Keesokan harinya, Riri kembali bersemangat berangkat ke sekolah. Dengan senyum cerianya. Di sekolah nanti, ia akan bilang ke Ibu Guru kalau ia juga akan tampil di pentas seni. Dan pulangnya, ia akan berlatih membaca puisi dengan ibu. Semuanya harus dipersiapkan dengan matang.

Hingga hari yang ditunggu pun tiba. Riri terlihat cantik dengan kostum birunya. Ia sudah siap untuk menampilkan yang terbaik yang ia bisa. Begitu pula dengan teman-temannya, yang mayoritas akan menampilkan nyanyian dan tarian daerah. Penampilan pertama sudah memasuki panggung pentas, Riri mendapat giliran terakhir sesuai nomor urut pendaftaran.

“Dan penampilan yang terakhir, adalah pembacaan puisi berjudul Guruku Pahlawanku, oleh Riri Permata Sari…” seru pemandu acara dengan lantang.

Riri segera naik ke pentas, meraih microphone yang diberikan padanya.

Guruku Pahlawanku. Karya, Riri Permata Sari,” suara Riri mantap menyeruak penasaran penonton.

Ia baca dengan penuh penghayatan seperti yang ibu ajarkan pada Riri.

“Jasamu tiada berbalas

Meski kadang hidupmu di bawah sederhana

Kau tetap mengajari kami dengan ketulusan

Demi kebangkitan negeri” ucap Riri mengakhiri puisinya.

Ada yang merespon dengan senyuman takjub, ada yang sibuk memotret, ada pula yang bertepuk tangan dengan kencangnya ketika Riri menyelesaikan puisinya. Ibu yang duduk di deretan kursi penonton, tak hentinya tersenyum melihat penampilan anaknya itu.

Penghujung acara pun tiba, saatnya pengumuman siswa yang pentas seninya akan mendapat penghargaan. Semua mata tertuju pada pemandu acara.

Pemandu acara mulai mengumumkan juara ketiga penampil seni terbaik. Semua orang bertepuk tangan. Tampak seorang laki-laki maju ke panggung menerima piala dan hadiah.

“Juara kedua, pempil seni terbaik adalah….” seru pemandu acara membuat berdebar hati yang mendengarnya.

“Putri Cantika!” seru pemandu acara.

Mata Riri mulai memerah, rasanya ia ingin menangis. Riri berharap ia yang jadi pemenangnya.

“Riri tenang ya, masih ada satu lagi pengumuman…” ucap ibu lembut.

“Dan, siswa yang mendapatkan penghargaan penampil seni terbaik pertama, adalah … RIRI PERMATA SARI dengan pembacaan puisinya berjudul Guruku Pahlawanku!” seru pemandu acara.

Riuh tepuk tangan penonton menyemarakkan kemenangan Riri. Riri seakan tak percaya mendengarnya.

“Ibu, itu Riri?” tanya Riri bahagia.

“Iya, sayang..” ibu memeluk Riri bangga, “Kalau kita mau berusaha, selalu ada jalan kan, Sayang. Malah Riri bisa jadi juara. Karena setiap orang diciptakan dengan keistimewaan masing-masing,”

Riri pun menerima piala penghargaan dari kepala sekolah. Teman-temannya kini tak lagi meremehkan Riri yang tidak pandai bernyanyi, karena sekarang semua tahu bahwa Riri juga istimewa.

PUISI ANAK FLPers

Assalamu’alaikum… dear FLPers… Alhamdulillah puisi-puisi anak juga sudah dibaca dan dikoreksi. Mohon segera direvisi bagi yang puisinya diharuskan direvisi. Dan bagi semua penulis puisi anak segera kirim biodata narasi dan nama judul puisi anaknya juga foto. Kirim ke email divpenflpmetro@gmail.com. Ditunggu sampai akhir bulan Januari 2013.

Komentar Puisi

  1. Mari menanam : good… sudah bagus, enak dibaca, bahasa sederhana dan jelas, setelah membaca punya efek yg baik. J semangt…!
  2. Awan : sudah bagus, bahasa sudah sederhana, hanya kurang sedikit klimaksnya..^^ semangat…!
  3. Ayo semangat : judulnya sudah bagus, langsung semangat bacanya. Bahasa sudah sederhana, namun masih ada beberapa yg perlu diperbaiki. Juga seperti kata “pecundang”, untuk anak-anak sebaiknya dihindari. Idenya sudah bagus, hanya isinya saya rasa masih agak berat untuk dibaca anak-anak. Dan anak-anak belum seberapa mengerti makna kehidupan yang banyak seperti pada bait ke dua.

“Meski aku tak jadi nomor satu

Namun aku tetap semangat berjuang

Walau aku tidak jadi yang terbaik(nah menurut saya ini dihilangkan/diubah fokus pada satu masalah saja.)

Aku akan tetap semangat berusaha.”

Semangat…! J

  1. Bulan : membaca ini ada pengulangan kata yg tidak diberi tanda hubung. Saya pernah melihat puisi dewasa yg juga tak diberi tanda hubung, tapi saya jujur tidak paham maksud tujuan menghilangkan tanda hubung. Semoga ada yg lebih ahli memberi ilmu. Bulan, judul yang baik, isinyapu menarik, hanya ada yang sedikit diubah. Seperti kata “wajahmu” sebaiknya diganti “kau” karena puisi anak-anak.
  2. Bundaku sayang : Idenya sudah bagus, harap disederhanakan lagi klimatnya…^^ saya rasanya janggal kalimat bundaku sayang yang diulang diletakan pada bagian akhir tiap bait, kalau saya belum pernah menemukannya,maaf atas ilmu yang agak kurang ini..^^v. Puisinya terlalu banyak untuk ukuran anak-anak, dan bahasanya masih berat.. bait pertama dan kedua tolong disederhanakan lagi kalimatnya. Ditunggu editannya… J
  3. Inilah desaku : sudah pas.
  4. Langit : Entah penulisnya atau pembacanya yang semakin ruwet hehehe, terasa sangat di bagian akhir, tidak menemukan fokus, ini mau ngomongin apa. Tampak sebenarnya hanya remang-remang. Sebaiknya tidak terlalu banyak menggunakan kalimat tanya. Sebaikny a dihindari dulu. Ada kata yang bagi saya sulit dicerna: pernak-pernik perhiasanmu? (di sini saya mencoba mengir-ngira apakah anak-anak sudah mampu menalar jauh ke sana). Alangkah agung yang menciptakanmu. Kalimat ini sudah bagus. Jika boleh menyarankan bagaimana jika puisi ini diubah dengan titik fokus, keindahan langit dan rasa takjub kepada Tuhan yang telah menciptakan langit. Saya tunggu segera revisinya. Ok, semangat!
  5. Layang-layang : 2 Bait terakhir bagaimana jika dihilangkan karena terlalu panjang. Maknanya sama saja,  agar layang-layang tetap berada di udara. Atau dipadatkan ceritanya. Lalu terakhir, kata: layang-layangku, menurut saya kata: ku-nya dihilangkan. Menurut saya lebih manis tidak pakai kata’ku’. Tapi jika menurut Anda pas, tidak masalah.
  6. Mawar1 (naskah siapa ini?? ) : Isi sudah bagus. Perlu latihan lagi, agar bahasanya tidak canggung. J
  7.  Mawar 2  (Naskah siapa ini ??) : Sudah bagus, hanya saja mengandung istilah yang telah populer. “Elok dipandang sukar dipegang.” Sebaiknya dihindari. Jika tidak keberatan, mohon direvisi lagi dengan amanat/ pesan yang sama hanya penyampaiannya berbeda. Atau mau buat baru lagi tidak apa.
  8. Mimpi dan roda : Idenya sudah bagus, membaca bait pertama agak ambigu karena kalimat pertama mestinya di sambungkan dengan kalimat ke dua lebih pas. Alurnya terlalu panjang jika diawali dengan kalimat pertama kedua. Setelah itu pembaca mulai asyik membaca puisi tersebut dan mulai menemukan makna yang terkandung di dalamnya serta dapat menikamati, hanya saja di bagian ending, menurut saya (ketika saya membaca ini saya berusaha memposisikan diri sebagai anak-anak) kalimatnya sedikit susah diterka. Ya, terkadang puisi memang harus tidak melulu mudah di tebak, namun untuk puisi anak, bahasanya masih rumit untuk anak bisa menuju ke sana. Wallohu’alam,,, semangat..!
  9. Layang-layangku : sudah pas.
  10.  Pelangi di bola mata dinda (naskah siapa ini??) : Sudah bagus tinggal perlu dibaca ulang dan sedikit editing.  Untuk puisi anak, dari judul di atas masih kurang pas. Di sini pembaca merasakan ketidakfokusan penulis dalam menulis puisi. Mungkin satu hal saja yang diceritakan. Di sini, di bagian lain menceritakan keindahan pelangi. Saat menceritakannya, pembaca dapat masuk ke dalam alur puisi tersebut, namun ketika apalagi di bagian terakhir, pembaca sedikit bingung, kenapa tiba-tiba lari ke mata seseorang. Dan untuk ukuran anak-anak, sepertinya masih belum bisa menangkap makna dari judul dalam puisi tersebut. Saya sarankan untuk mengeditnya. Bahas saja tentang keindahan pelangi, pesan yang disampaikan sebenarnya sudah bagus. Seperti:”Pelangi tahukah kau.. Aku ingin menjadi seperti dirimu dst sampai mewarna bahagia.”Mungkin kalimat setelahnya lebih baik di delet, dan judulnya di ganti. ^_^ semangat…
  11.  Petaniku : Bahasanya agak panjang, dan gaya berpuisi yang sedikit berbeda.Biasanya kata yang sering diucapkan seperti pada puisi ini adalah kata “petaniku” di tulis di bagian awal. Tapi sepertinya tidak masalah.
  12.  Aku cinta Muhammad : Bahasa sederhana, dan tidak terlalu banyak ide, membuat pembaca bisa fokus dan menikmati. Hikmahnya pun dapat. Semangat…!
  13.  Sepeda baru dari bapak : siip sudah bagus. Bahasa sederhana, ide walaupun ‘meleng’ sedikit tapi tetap fokus ceritanya. Puisi yang menyenangkan untuk dibaca.. Nice.. Semangat..!

Naskah cernak FLPers.

Assalamu’alaikum….dear FLPers…. alhamdulillah naskahnya sudah selesai dibaca semua dan akan segera disusun. Namun beberapa naskah ada yang tak bernama dan butuh direvisi kembali oleh penulisnya. Mohon yang sudah membaca pengumuman ini diharapkan segera merevisi tulisannya dan mengirimkannya ke email divpenflpmetro@gmail.com sertakan biodata narasi dan foto juga. Ditunggu sampai akhir bulan Januari 2013.

Selain Riana Utami, Nuci Vera, Suwanda, Ahmad Burdah, Ahmad Tarnudzy,Anita Meilia Sari, Elly Aliza, Jamilatu Navera, Azura (ini Azura yang mana ya?), Naskah lainnya tak bernama tolong konfirmasi judul-judul cernak tersebut naskahnya siapa ya???

1.Akibat Durhaka Kepada Orang Tua

Kita boleh mengambil ide (terinspirasi) dari sebuah tulisan/karya/apapun, hanya tentu ada perbedaan antara karya kita dan karya originalnya. Ketika membaca cerita ini saya jadi teringat akan kisah malin kundang. Walau nama dan tempatnya berbeda, hanya saja, pembaca tak bisa memungkiri, cerita ini identik dengan cerita malin kundang. Mungkin penulis bisa menyajikan cerita yang lebih kepada hasil fantasi pribadi, walau awal idenya terinspirasi dari sebuah karya orang lain. Semangat..! afwan..

2.Baju Renang untuk Lala

Bagus, tinggal sedikit saja yg diedit.

3. Mentari dan Bidadari di Taman impian

Masih perlu perbaikan, masih bnayak typo kesalahan dalam EYD dan penggunaan tanda baca. Idenya sudah bagus ceritanya menarik, hanya perlu dikemas lbih sederhana dan lebih lembut lagi. Tokoh ayah masih terasa kasar dalam menanggapi buah hatinya yang belum tahu apa-apa. Semangat!

4.Saling tolong menolong

Sudah bagus, alurnya dapat dan mengalir, hanya penulisannya saja yang belum pas EYD dan tanda baca. Ceritanya sudah bagus untuk anak2 dan dapat memberi teladan. Semangat!

5.RUMAH ALLAH

Untuk awalan ga papa deh, sudah bagus usahanya… ^_^

Membaca ini jujur bingung masih menggelayut, kata-katanya sebenarnya sudah sederhana dan mudah dicerna untuk kalangan anak-anak. Hanya saja, pokok permasalahannya terlalu melebar. Jadi pembaca tidak fokus. Coba diambil satu pokok saja dari percakapan=percakapan di atas. Pemaparan tentang, ketika Anis bertanya,”Allah mana?” mungkin lebih baik dihilangkan saja, karena mungkin kita belum bisa memasukkannya, jawban dari ayahpun kurang jelas dan terlalu ‘melipir’ jadi bingung. Lebih baik diganti saja. Alurnya masih terasa kaku. Ya, saya mengerti ini pertama kalinya menuliskan cerita anak. Tapi tidak apa-apa. Maaf jika ada yang kurang berkenan atas komentar ini ya…^_^ semangat dan terus asah! Jadi penulis yang selalu mungkin untuk semua genre tulisan, alias serba bisa untuk pemula ada baiknya. Nanti waktu yang akan memilih sebenarnya kita cocok di mana. Terus coba saja semua genre walau awalnya agak sulit. Sayapun ingin seperti itu.

6.Berebut Donat

Lucu, Zahra dan Syafa sering sekali bertengkar. Tapi endingnya bagus, walau sebelum ending agak sedikit ‘berat’ membaca karena mereka terlalu sering bertengkar. Semangat!

7.Meong dan Mandolin

Senikmat coklat. Hanya masih tulisannya sedikit acak2an. Lainnya sudah bagus.

8.Gara-gara malas

Ini naskah siapa???Bagus,idenya cemerlang. Tapi masih banyak typo. Kemarin:Kemaren. Kalimat terlalu panjang, ngos-ngosan bacanya. Nama Wawan: wawan. Ceritanya runtut. Semangat!

9.Ingin menjadi Kupu-kupu

Naskah siapa??? Subhanallah bagus, inspiratif. Alurnya runut. Tulisan dan paragraf masih kurang rapi, perlu diedit lagi. Sebenarnya cerita ini bagus, hanya kurang setuju dengan ibu ulat yang baru bermetamorfosa menjadi kupu-kupu. Karena ketika menulis fiksi terkadang harus diimbangi dengan fakta. Setau saya, kupu-kupu yang bisa bertelur. Ketika menjadi ulat, dia belum bisa berkembang biak.

10.Kena Batunya

Ceritanya bagus, lucu, dan segar. Hanya perlu diperbaiki lagi kalimatnya.

11.Kokok dan si Nenek Sihir

Ceritanya cukup menarik, seperti membaca sebuah majalah anak-anak. Hanya, perlu sedikit diubah ceritanya. Bagaimana jika paman Kluruk dan teman-temannya memang sudah merencanakan perlawanan ke pada nenek sihir dengan mengirim burung pengintai untuk memata-matai dan akhirnya ‘takdir’

Itu mengenai sasaran?

12.Loli Si Semut Cantik

Subhanallah bagus. Sebelumnya pernah melihat video anak, cerita berdurasi pendek, tentang anak yang sombong juga. Memang berbeda, tapi keduanya sama bagusnya. Alurnya dapat, hanya perlu perbaikan sedikit.

13.Nenek Inem

Ini naskah siapa?? Bagus. Memang lebih pas jika cerita anak digambarkan dengan kehidupan manusia sehari-hari.

14.Opu dan Opaka

Dari judul menarik. Unik. Di awal cerita ini bisa mengalir. Hanya mulai dari tengah cerita dirasa menyeruak, dan kehilagan fokus membaca. Entah karena apanya. Dalam cerita ini ada kalimat yang menurut saya, saya kurang setuju seperi Opu berujar akan pergi sebentar. Padahal pulangnya larut. Nah, mungkin di kehidupan nyata ada orang-orang seperti itu. Namun sebaiknya di dalam cerita/ menulis tidak ada unsur ‘bohong’. Untuk menghadirkan permaslahan dan menyelesaikan permaslahan masih belum pas. Tapi tidak apa-apa karena ini kan mungkin baru karya pertama menulis cerita anak. Tetap semangat menulis ya….!

15.Pak Hasan Dan Oleh-Oleh Anit (Tolong konfirmasi ini naskahnya siapa???)

Sebenarnya ceritanya bagus. Cerita ini adalah cerita harian. Saya baru bisa menangkap cerita ini, setelah naskah saya rapikan. Sebagai pembaca, tentu pada cerita ini mhon maaf saya sedikit riweh, karena tidak rapi (sekali). Terima kasih sudah mengirimkan naskah. Mungkin Anda sibuk atau apa, tulisannya lain kali tolong diperhatikan syarat dan ketentuannya. Penulisan terkesan acak-acakan. Lebih dari tiga halaman. Spasi tidak diatur. Paragraf, kalimat percakapan, benar-benar seadanya. Saya tidak tahu, apakah memang penulis benar2 belum mengerti penulisan paragraf, dan lainnya. Sebaiknya Anda menulis lebih banyak. Mungkin bisa menulis dua cerita anak, atau lebih. Dan juga menulis cerpen beberpa kali jika Anda belum terbiasa J. Serta banyak membaca sejenis cerita, baik cerpen atau novel, dan diperhatikan bagaimana gaya para penulis menyajikan tulisannya. Semoga sukses!

16.Piala Pertama Adzkiya

Bagus. Maaf diminta kesediaannya untuk saya ganti nama Adzka menjadi Adzkiya. Karena Adzka terkesan nama laki-laki. Jadi pembaca agak bingung sedikit.^^

17.Puasa Pertama Putra

Yang ini lebih bagus dari cernak yang satunya. Bahasa sudah mengalir.

18.Rumah impian

Tokoh Sofie, bocah yang banyak bicara ya,,,hehehe. Saat membaca tulisan ini, cerita masih terkesan datar. Menulislah lagi, lagi, dan lagi…

19.Sepeda Baru Yang Mengharu Biru

Ide cerita bagus. Hanya pengemasan ceritanya yang masih kurang. Ketika membaca belum menemukan klimaks. Padahal ada peristiwa menyedihkan di dalam cerita ini. So, mari menulis lagi… 🙂

20.SI MOMO YANG TERSESAT

Manis. Pembaca dapat membayangkan apa yang ia baca.

 

21.SUPERHERO

Ceritanya apik.

22.TERBANG KE HIMALAYA

Naskah siapa ini?? Ide ceritanya bagus. Hanya saja dalam penuisan masih banyak kekurangan seperti alinea. Penulisan huruf dll. Terinspirasi dari manakah ini??