Aleppo – Suriah

aleppo fadlina
Laksana tumpeng dihidang di tengah kerumunan yang lapar sampai kenyang
Mereka beringas seperti binatang buas
Semua bom dijatuhkan tanpa was-was
Suriah,nasibmu yang naas
Berkumandang perang mengganas
Perempuan renta,anak-anak dan balita dilibas
Mereka membunuh tak pernah puas
Seperti “jaran kepang” yang lepas landas
Memakan rakus gudang beras
Mereka membagi ruang ber ras-ras
Karena disana ada tambang minyak dan gas
Anyir darah dan hangus tentang pegas
Dunia tersenyum atas kematian kuntum
Tangisan bayi ringan di kulum
Suriah yang kelam
Dukamu teramat dalam
Tidak ada pilihan kecuali pasrah
Karena mereka bukan lawan tandingmu
Bersandarlah pada Allah Tuhanmu
Karena Tuhanmu menunggu do’a-do’amu
Bermunajadlah Suriah diakhir malam
Agar Tuhanmu menghadirkan kembali nasib baikmu
Amiin Ya Raabb…
Goresan Pena : Fadlina Athfin (AB5)
#FLPCAREALEPPO
#SAVESURIAH
#Aleppo
 Yuk berikan sebagian rejeki kita untuk krisis kemanusiaan di Aleppo-Suriah melalui FLP Metro! Bisa datang Minggu 8 Mei 2016 di seputaran Masjid Taqwa dan Taman Kota atau hub. 085768 0948 50 /  0896 5080 4664
 Sila Share..

“MALAIKAT TERBAIK”

Setiap lekuk wajah itu telah kekal

Desahnya, aromanya, belaiannya, ocehannnya

Semua tentangnya telah mengambil separuh memoriku

Wahai Sang malaikatku, Bunda

 

Suatu hari, dengan lembut kau pinta sesuatu yang remeh padaku

Namun kubalas dengan kata ah, malas, nanti saja

Atau kujawab ya, namun gerak itu tak kunjung hadir

Lalu kau hanya mengelus dada

Dan memberi anakmu maaf

Meski tak ada kata maaf yang terucap di bibirku

 

Ketika ragamu melemah

Dan pandanganmu merabun

Kau pasti ingin aku ada menuntunmu

Mendengar semua celotehmu

Tentangku dulu, dan atau harapanmu

Atau kisah apa pun agar aku selalu ada di sampingmu

 

Tapi kini, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku

Terlalu asik dengan komunitasku

Dan alasan amanah lain

Namun ragamu masih di rumah

Menungguku pulang

Menyiapkan hidangan lezat

Dan mempersiapkan senyum terbaik untuk menyambutku

Namun lagi-lagi aku hanya merebah karena terlalu lelah

 

Aku tak punya apa pun yang pantas

Lidah ini terlalu kotor untuk memanggil

Tangan ini terlalu nista untuk menyentuh

Dan mata ini terlalu lancang untuk menatap

Sosokmu yang sejak dulu berlumur ketulusan

 

Bunda, aku tak pernah pandai mengukir senyum

tak pandai pula menyeka peluh dan linangan itu

lalu, masih pantaskah belaianmu bersarang di kepalaku?

 

Tuhan, siapkanlah permadani indah di sudut surgamu

Hingga raganya dapat merebah

Dan gugurlah segala lelah dan gelisah

 

Tuhanku, lukislah kisahnya kekal dalam riwayatku

Hingga kedurhakaan malu dilakukan

Dan do’a senantiasa dipanjatkan

Untuknya, malaikat terbaikku

Bunda Fatma

 

14:13 perpus kampus, ranti suci lestari

“REMAJA”

Oleh: Ranti Suci Lestari

 Sukanya coba-coba

Pilah-pilih apa yang di suka

Jalan-jalan ke taman ria

Pamer gaya mode ternama

 

Remaja-remaja

Dunia bagaikan surga

Kalo suka pasti di pandang mata

Tak mau ngintip rupa hatinya

Ataukah emas atau hati membara

 

Remaja tak lagi pakai logika

Di bawa kabur mau aja

Mending duduk sambil baca-baca

Daripada ngeceng yang nggak berguna

 

Tahukah kau remaja?

Elokmu takan selamanya

Tak ada yang sempurna di dunia

Pernahkah kau berpikir esok kau kan tiada?